Saturday 26 November 2016

LAPORAN PRAKTIKUM SURVE DAN PEMETAAN HUTAN ACARA II

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN HUTAN
ACARA II
PETA KONTUR PETAK 17


Disusun oleh
Nama            : Dicky Hardi
NIM              : 15/377808/KT/07926
Shift              : Selasa, 15.30 WIB
Co-ass           : Jon Piter Zai
                                 Monica Claire

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI DAN PEMETAAN HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

ACARA II
PETA KONTUR
I.                   TUJUAN
1.      Memperkenalkan  GPS, Klinometer, Kompas dan cara pemakaiannya dalam menngukur lapangan guna pemetaan.
2.      Memberikan pengetahuan terapan sehingga dapat lebih memahami dan mampu mengaplikasikannya ke dalamwujud peta batas dan peta kontur

II.                DASAR TEORI

Peta adalah gambaran suatu permukaan datar dari seluruh atau sebagian permukaan bumi untuk memperlihatkan kenampakan fisik, politik atau yang lainnya yang di hubungkan oleh titik-titik dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan penyebaran, bentuk, dan ukuran muka bumi. Gambaran tersebut di tunjukkan oleh garis-garis ketinggian dengan referensi tertentu, yang di sebut garis kontur, yaitu garis imajiner di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama (Firdaus, 2011).
Pemetaan adalah proses penggambaran informasi yang ada di permukaan bumi mulai dari pengambilan data secara terestris maupun penginderaan jauh, pengolahan data dengan metode dan acuan tertentu serta penyajian data berupa peta secara manual ataupun digital. Tujuan pemetaan hutan adalah untuk membuat atau mengadakan peta dasar maupun peta tematik sebagai salah satu dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan khususnya di bidang kehutanan. Salah satu teknologi untuk mendukung pemetaan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG digunakan untuk membentuk basis data kehutanan yang mantap sebagai bahan pengambilan keputusan kebijakan yang berkaitan dengan areal atau kawasan hutan. Dengan adanya SIG maka data daan informasi kehutanan baik yang bersifat deskriptif maupun numerik/angka akan tertata dengan baik dan terpetakan secara rapi menggunakan teknologi digital, serta mempergunakannya secara akurat dan cepat untuk keperluan analisis.
Bentuk permukaan tanah dapat dinyatakan dengan susunan garis-garis lengkung horizontal dengan interval tinggi tertentu. Elevasi lapangan dapat diukur dengan garis-garis lengkung horizontal. Peta-peta topografi mempunyai ketinggian garis-garis lengkung horizontal yang sama disebut jarak antara garis-garis lengkung horizontal. (Sastrodarsono, 2005).Kontur merupakan garis yang menghubungkan atau terpentuk dari titik yang memiliki ketinggian yang sama terhadap suatu datum (permukaan air laut). Penggambaran kontur bertujuan sebagau relief, yaitu untuk menggambarkan konfigurasi dari permukaan bumidalam bentuk peta. Agar penggambaran dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kontur dan keterangan lainnya yang berkaitan dengan kontur, interval kontur, seni teknik,  ArcGIS, sehingga benar-benar berbentuk alami.

Maka sifat-sifat kontur yang perlu diketahui :
1.      Garis kontur selalu horizontal dan tegak lurus terhadap arah aliran dan dip terrain.
2.      Semua garis kontur sifatnya tertutup.
3.      Lereng semakin terjal maka kontur semakin rapat.
4.      Pada sungai arah kontur menghadap kearah hulu.
5.      Bila kontur interval terlalu besar maka bukit-bukit kecil tidak tergambar.
6.      Ada hubungan yang erat antara kontur interval dan skala peta ( Senawi dkk, 2008 )
Pada pemetaan membuat peta kontur dengan menggunakan pendekatan ketinggian baik absolute maupun relative. Ketinggian absolute ditunjukan dengan garis-gariskontur atau titik-titik tinggi dimana nilai ketinggian ditentukan diatasn atau di bawah bidang referensi. Ketinggian relative menunjukan apakan lokasi tertentu lebih tinggi, sama atau bahkan lebih rendah dari lokasi yang lain, yang dapat ditunjukan dengan garis-garis warna (layer tints) (menno dkk, 2007)
Ada metode umum umtuk memperkenalkan peta kontur dan DEM ( Digital Elevation Model ) yang merupakan pengembangan dari peta topografi komersial yang sudah ada. Kontur otamatis berdasarkan pada peta topografi yang telah di scan menyebabkan adanya masalah yaitu peta kontur menjadi pecah dan terjadinyan overlapping layer data sehingga terjadi kompleksitas pada tekstur backgroundnya (Pranata, 2002).
Peta kontur, lebih dikenal dengan garis-garis topografinya. Yang menunjukan ketinggian yang sama disetiap titik yang dilewati garis tersebut. Interpretasinya didefinisikan dengan 5 informasi yaitu pada label subbagian peta dengan titik-titiknya, local elevasi topografinya, 2 komponen dari kelerengan , gradient dan sudutnya ( Sahid, 2005 )
Kemiringan merupakan komponen yang penting dalam Peta kontur. Kemiringan itu sendiri adalah sudut vertikal yang menggambarkan besarnya lereng. Sebagaimana sudah dijelaskan di muka, besarnya kemiringan ini penting untuk diukur sehubungan dengan penentuan jarak datar. Alat yang umumnya digunakan di bidang kehutanan untuk mengukur kelerengan adalah clinometer. Kata “clin” pada clinometer berasal dari kata “incline”  (lereng, tanjakan). Dalam alat ini ada roda yang berputar bebas dan mempunyai dua skala yang berbeda. Skala pada sebelah kanan menunjukkan satuan pengukuran sudut vertikal dalam %, sedangkan sebelah kiri mencantumkan satuan sudut dalam ° (derajat). Sudut di atas bidang horizontal diberi tanda (+), sedang sudut di bawah bidang tersebut diberi tanda (-). Pemberian tanda ini merupakan hal penting yang seringkali dilupakan oleh para pengukur pemula. Satuan sudut vertikal dalam % menggambarkan perbandingan antara jarak vertikal (beda tinggi) dengan jarak datar dalam persen. Cara menggunakan clinometer adalah dengan dua mata terbuka. Satu mata melihat ke lensa, sedang mata yang lain melihat ke obyek yang dibidik. Otak kita akan menggabungkan skala pada lensa dengan obyek yang dibidik. Sebagaimana pengukuran jarak, kemiringan harus diukur pada tinggi yang sama (Sastrodarsono, 2007).
III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Klinometer
2.      Kompas
3.      GPS
4.      Tali Rafia
5.      Tali sheet
6.      Roll Meter
7.      Tongkat 5m

IV.             CARA KERJA

Mempersiapkan alat yang akan digunakan dilapangan

Melakukan pengambilan data di lapangan

Melakukan kalibrasi untuk menentukan titik  pusat/awal
 
            

Catat pada tally sheet. derajat kelerengan, dan dari titik posisi kita

Lalu untuk membuat batas maka buatlah jarak kearah U 5m

Kemudian bidik kearah timur hingga 50 m, dan seterusnya hingga 50 membentuk mengiular 50x50 m

Membuat peta kontur dengan mengukur jarak datar dan azimutnya kemudian membuat sketsa dari peta kontur tersebut

Kemudian ulangi tahap tersebut kea rah barat hingga 50 meter

Setelah mencapai titik akhir, bidik kea rah utara kembali.




Setelah data didapat, data diolah dengan MC.Exel, dengan output,Y, grafik

Membuat peta pohon dengan mengukur jarak datar dan menghitung azimuth

Menandai titik dan merekam jejak dengan menggunakan GPS

Membuat peta batas (marking) dari titik awal ke titik akhir
 





DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2011. Geologi Dasar. Universitas Haleuleo Kendari.
Sastrodarsono. 2007. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Pradnya Pramita. Jakarta.

Senawi. 2002. Pengukuran dan Pemetaan Hutan. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Read more

Kapoor and Son





Honestly, menonton film sudah menjadi hal yang lumrah pasa era modren sekarang ini. baik d bioskop maupun di lapotop/PC pribadi masing-masing. mungkin tida banyak yang tahu jika film-film bollywood saat ini sangat bersaing untuk di tonton. salah satunya yang wajib di tonton adalah "kapoor and soon". secara garis besar film ini menceritakan tentang keluarga sedikit (atau banyak) kacau di india.


Bermula dari dadu (kakek) mereka yang masuk rumah sakit kedua saudara bernama rahul dan arjun tersebut kembali keindia untuk menjenguk keluarganya, namun ternaya sedang terjadi perselisihan paham antara kedua orang tua mereka dikarenakan ayahnya yang berselingkuh. ditambah lagi bertemu dengan Tia seorang perempuan cantik yang secara tidak sengaja terjebak dalam dilema kedua pemuda tersebut. konflik kembali memanas ketika arjun mengetahui rahul dan tia sempat berciuman. namun yang menjadi polemik adalah saat sunita (ibu) melihat foto-foto mesra rahul dengan seorang pria di inggris.

Keterangan Film Kapoor And Sons 2016 
  • Sutradara : Shakun Batra. 
  • Produser : Hiroo Johar, Karan Johar, Apoorva Mehta. 
  • Penulis Naskah : Shakun Batra, Ayesha Devitre. 
  • Pemain : Sidharth Malhotra, Alia Bhatt, Fawad Khan, Rishi Kapoor, Rajat Kapoor, Ratna Pathak Shah. 
  • Genre : Drama, Comedy, Romance 
  • Durasi 132 Menit 
  • Tanggal Rilis : 18 Maret 2016 (Amerika) 
  • Studio :  Fox Star Studios. 

Read more

Resume Teknik KTA


Teknik Konservasi Tanah dan Air Sipil Teknis Teras

Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur. (Yuliarta et al., 2002).
Teras dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Sukartaatmadja (2004) mengklasifikasikan teras berdasarkan fungsi dan berdasarkan bentuk.. Berdasarkan fungsi, teras diklasifikan lagi dalam dua jenis yaitu: (a) teras intersepsi (interception terrace) dan (b) teras diversi (diversion terrace). Pada teras intersepsi aliran permukaan ditahan oleh saluran yang memotong lereng.Sedangkan teras diversi berfungsi untuk mengubah arah aliran sehingga tersebar ke seluruh lahan dan tidak terkonsentrasi pada satu tempat.Berdasarkan bentuk, teras dibedakan ke dalam beberapa bentuk diantaranya teras kredit, teras guludan, teras datar, teras bangku, teras kebun dan teras individu.
Teras Datar
Teras datar atau teras sawah (level terrace) adalah bangunan konservasi tanah berupa tanggul sejajar kontur, dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 % dilengkapi saluran di atas dan di bawah tanggul (Yuliarta, 2002).
Menurut Arsyad (1989), teras datar dibuat tepat menurut arah garis kontur dan pada tanah-tanah yang permeabilitasnya cukup besar sehingga tidak terjadi penggenangan dan tidak terjadi aliran air melalui tebing teras. Teras datar pada dasarnya berfungsi menahan dan menyerap air, dan juga sangat efektif dalam konservasi air di daerah beriklim agak kering pada lereng sekitar dua persen.
Dalam Sukartaatmadja (2004) dijelaskan bahwa tujuan pembuatan teras datar adalah untuk memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah, yaitu dengan pembuatan selokan menurut garis kontur.Tanah galian ditimbun di tepi luar sehingga air dapat tertahan dan terkumpul.Di atas pematang sebaiknya ditanami tanaman penguat teras berupa rumput makanan ternak.
Menurut Schwab et al (1966), tujuan utama dari teras datar ini adalah konservasi air / kelembaban tanah, sedangkan pengendalian erosi adalah tujuan sekunder. Karena itu teras tipe ini dibangun di daerah dengan curah hujan rendah sampai sedang untuk menahan dan meresapkan air ke lapisan tanah. Di daerah yang permeabilitasnya tinggi, teras tipe ini dapat digunakan untuk tujuan yang sama di daerah dengan curah hujannya tinggi.


Teras Kredit


https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/tb2.jpgGambar 1. Penampang Melintang Teras Datar (Sumber Panduan Kehutanan Indonesia, 1999 dalam Priyono et al., 2002).https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/tb11.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF6iWsL_Z6NkU1ZtCly2M7FG4eTa9RjX91mMtc38pTIWrNrASmLpt-TfkDGWsZpFJ0DbdizXj9Ipkywq0Z54l0rkhf69m77ZxcTA71ZCVORiR7cFouWp56dwfyvTVr9mWaIEvKSJMdhv0/s400/Teras+datar.jpg

Teras kredit merupakan bangunan konservasi tanah berupa guludan tanah atau batu sejajar kontur, bidang olah tidak diubah dari kelerengan tanah asli.Teras kredit merupakan gabungan antara saluran dan guludan menjadi satu (Priyono, et al., 2002).

Teras kredit biasanya dibuat pada tempat dengan kemiringan lereng antara 3 sampai 10 persen, dengan cara membuat jalur tanaman penguat teras (lamtoro, kaliandra, gamal) yang ditanam mengikuti kontur. Jarak antara larikan 5 sampai 12 meter.Tanaman pada larikan teras berfungsi untuk menahan butir-butir tanah akibat erosi dari sebelah atas larikan. Lama kelamaan permukaan tanah bagian atas akan menurun, sedangkan bagian bawah yang mendekat dengan jalur tanaman akan semakin tinggi. Proses ini berlangsung terus-menerus sehingga bidang olah menjadi datar atau mendekati datar. (Sukartaatmadja, 2004).
Lebih lanjut dijelaskan, untuk mempercepat proses tersebut dapat ditempuh dengan beberapa jalan yaitu: (a) menarik tanah dari sebelah atas larikan ke arah larikan tanaman penguat teras, (b) pembuatan guludan sepanjang tanaman sehingga sedimentasi diperbesar, (c) pemberian serasah atau limbah pertanian atau batu-batuan sepanjang tanaman dan sebagainya sehingga sedimentasi diperbesar.
Keuntungan penggunaan teras kredit ini adalah Mengurangi terkonsentrasinya air aliran permukaan dan Cukup efektif dalam mengurangi erosi. Sedangkan Kekurangannya adalah Teras ini hanya cocok untuk kondisi yang spesifik (tanah remah dengan permeabilitas tinggi dan kedalaman tanah > 40 cm serta intensitas hujan tidak terlalu tinggi), Memerlukan pemliharaan tanaman penutup guludan secara rutin dan Membutuhkan banyak tenaga kerja. 

Gambar 2. Penampang Teras Kredithttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXMRoXyTrjzd4gKfFMiynmpgWZ672PcOV7M2QIyQJACIasSzixdxnl8vKA3twbffDnQoiGsESt22m-Ygc4jfs6jjtFQzgspPfAMhOmuvBY4Hml36k5DpRZJ3eToztbBo0Up0gRiMMK-74/s400/teras+kredit2.jpg





Teras Guludan
https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/tb3.jpgTeras guludan adalah suatu teras yang membentuk guludan yang dibuat melintang lereng dan biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 10 – 15 %.Sepanjang guludan sebelah dalam terbentuk saluran air yang landai sehingga dapat menampung sedimen hasil erosi.Saluran tersebut juga berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah menuju saluran pembuang air. Kemiringan dasar saluran 0,1%. Teras guludan hanya dibuat pada tanah yang bertekstur lepas dan permeabilitas tinggi. Jarak antar teras guludan 10 meter tapi pada tahap berikutnya di antara guludan dibuat guludan lain sebanyak 3 – 5 jalur dengan ukuran lebih kecil. (Sukartaatmadja, 2004)
Sedangkan menurut Priyono et. al. (2002), teras guludan adalah bangunan konservasi tanah berupa guludan tanah dan selokan / saluran air yang dibuat sejajar kontur, dimana bidang olah tidak diubah dari kelerengan permukaan asli.Di antara dua guludan besar dibuat satu atau beberapa guludan kecil.Teras ini dilengkapi dengan SPA sebagai pengumpul limpasan dan drainase teras.
Keuntungan penggunaan teras gulud ini yaitu Biaya pembuatannya relatif lebih rendah dari teras bangku, dan dapat dilakukan pada tanah-tanah bersolum (lapisan tanah subur) yang agak dangkal. Sedangkan Kerugian penggunaan teras ini adalah Apabila rumput penutup/ penguat guludan belum tumbuh sempurnah, guludan tidak stabil sehingga mudah dihanyutkan oleh aliran air permukaan terutama bila hujan lebat dan pembentukan teras bangku terjadi secara perlahan. 
Gambar 3. Penampang Teras Guludan
Teras Bangku
Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa sehingga bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan dilengkapi dengan bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan secara aman dan terkendali.(Sukartaatmadja, 2004).
Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur pada interval yang sesuai.Bangunan ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan ditanami dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada yang miring ke luar dan miring ke dalam (Priyono, et al., 2002)
https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/tb4.jpgTeras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga atau bangku.Teras jenis ini dapat datar atau miring ke dalam.Teras bangku yang berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah-tanah yang permeabilitasnya rendah dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir ke luar melalui talud.Teras bangku sulit dipakai pada usaha pertanian yang menggunakan mesin-mesin pertanian yang besar dan memerlukan tenaga dan modal yang besar untuk membuatnya (Arsyad, 1989).

Pembuatan teras bangku ini memerlukan biaya yang mahal karena lebih banyak penggalian bidang olah.Akibat penggalian bidang olah ini, maka di sekitar saluran teras merupakan bagian yang tidak/ kurang subur karena merupakan lapisan tanah bawah (subsoil) yang tersingkap di permukaan tanah.Meski demikian, jika dibuat dengan benar, teras ini sangat efektif mengurangi erosi.
Kelebihan teras bangku adalah: (a) efektif dalam mengendalikan erosi dan aliranpermukaan, (b) menangkap tanah dalam parit-parit yang dibuat sepanjang teras dan tanah yang terkumpul itu dapat dikembalikan ke bidang olah, (c) mengurangi panjang lereng, dimana setiap2 – 3 meter panjang lereng dibuat rata menjadi teras sehingga mengurangi kecepatan air mengalir menuruni lereng, (d) dalam jangka panjang akan meningkatkan kesuburan tanah, (e) bidang olah yang agak datar memudahkan petani melakukan budidaya tanaman utama, (e) tanaman penguatteras dapat menjadi sumber pakan ternak, bahan organik untuk tanah dan kayu bakar.
Kelemahan teras bangku, yaitu : (a) pada awalnya cukup menganggu keadaan tanah,mengurangi produksi selama 2 – 3 tahun pertama, (b) tenaga kerja / biaya untuk pembuatannyacukup tinggi, makin curam lahannya makin banyak tenaga kerja dan biaya yang diperlukan, (c) untuk membuat teras bangku yang baik diperlukan ketrampilan khusus, (d) berkurangnya luaspermukaan lahan efektif untuk budidaya tanaman utama lebih besar dibandingkan dengan teknik konservasi tanah yang lain, makin curam lerengnya, makin besar berkurangnya luas tersebut, (e)bidang olah yang terbentuk pada bagian galian mempunyai tingkat kesuburan yang lebih burukdaripada bidang olah yang terbentuk pada bagian timbunan.
Soil Conservation Handbook,1995 dlm Priyono, et al. 2002)https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUQC8X31PTEgw_YZzq7hk96-tLec-oLzz-jpEH7nCATCDISHi8sEZMPfMdl2Fgskx5Uzdy89FZr2zPUy2aQevPIh6PXdG73AZ4rb4aBTIlnaC1qFIf-kJ-A_Vb_CQoDaelLSe9M2i2Kj8/s1600/Teras+bangku.jpg


Read more