LAPORAN
PRAKTIKUM
PENGUKURAN DAN INVENTARISASI
SUMBER DAYA HUTAN
ACARA
I
PENGENALAN
ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON
NAMA : Dicky Hardi
NIM :
15/377808/KT/07926
CO-ASS : Tyas Ajeng Nastiti
SHIFT :
Selasa, Pukul 15.30 WIB
LABORATORIUM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN & LABORATORIUM
KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN
PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON
I.
Tujuan
1.
Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat
ukur kayu.
2.
Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan
dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya.
3.
Manaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa jenis
alat ukur tinggi dan membandingkan hasilnya.
II.
Dasar teori
Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data
dan fakta mengenai sumberdaya hutan untuk rencana pengelolaannya.
Tujuannya adalah mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi
yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan
strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek
sesuai dengan tingkatan dan kedalam inventarisasi yang dilaksanakan. Ruang
lingkup inventarisasi hutan meliputi survei mengenai status dan keadaan fisik
hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial masyarakat di
dalam dan sekitar hutan (Kadri, 1992)
Inventarisasi hutan merupakan suatu teknik pengumpulan, pengevaluasian,
dari menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena
secara umum hutan merupakan areal yang luas, maka data biasanya di kumpulkan
dengan kegiatan sampling. (Murdawa, 1994)
Dalam inventore dikenal istilah sampling sistematik. Sampling sistematik adalah satu cara pengambilan
sampel yang dilakukan dengan satu pola yang bersifat sistematik (systematic
pattern), yang telah ditentukan terlebih dahulu. Bentuk pola tersebut
bermacam-macam, bergantung pada tujuan inventore, waktu dan biaya yang tersedia,
serta kondisi populasi yang dihadapi (Simon
H. 2007).
Pengukuran adalah pengumpulan data dengan pengamatan empiris. Pengukuran
juga merupakan penilaian numerik dari fakta-fakta objek yang hendak diukur
dengan satuan tertentu (Muljono, 1995)
Dalam bidang kehutanan
terdapat istilah pengukuran diameter dan pengukuran tinggi suatu pohon pada
keadaan tegakan tertentu. Prinsip pengukuran tinggi, instrumen yang digunakan
untuk pengukuran tinggi
pohon yang paling sering dipilih adalah hypsometer. Banyak tipe pengukuran alat tinggi dan instrumen yang
telah dikembangkan, tetapi hanya sedikit yang telah memperoleh penerimaan yang luas dan praktisi rimbawan (Rahlan, 2004)
Prinsip dasar trigonometris kebanyakan sering dijelmakan didalam
hypsometer dan kompas klino pengukuran
menggunakan haga hypsometer dan kompas klino lebih tinggi, teliti dan lebih
cermat tetapi pengukuran lebih memerlukan banyak waktu dan kadang-kadang memerlukan jarak yang jauh antara pengamat dan pohon (Rahlan, 2004).
III.
Alat dan bahan
-
Alat pengukur diameter pohon terdiri dari :
1.
Kaliper
2.
Diameter Tape (phi band)
3.
Pita meter
4.
Spiagel relaskop
-
Alat penaksir tinggi pohon terdiri dari :
1.
Christen Hypsometer
2.
Clinometer
3.
Haga-Altimeter
4.
Abney Level
5.
Pohon disekitar Fakultas Kehutanan
6.
Tabel statistika (Tabel t dan Tabel F)
IV.
Cara kerja
-
Penggunaan Alat Ukur
-
Pengukuran Karakteristik Pohon
DAFTAR PUSTAKA
Kadri Wartono
Ir., DKK. 1992. Buku Ajar Inventarisasi Hutan. Universitas
Tanjungpura.
Muljono,
Pudji.1995.Pengukuran dalam bidang pendidikan. Universitas Negeri
Jakarta.
Murdawa,B.1994.Pengenalan
dan Pengukuran Karakteristik Pohon. Gadjah
Mada University
Press.Yogyakarta
Simon H.
2007, Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelayar, Yogyakarta
Rahlan,
E.N.2004. Membangun Kota Kebun
Bernuansa Hutan Kota. IPB Press.Bogor
0 comments