Wednesday 29 March 2017

LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI SDH ACARA I : PENYUSUNAN ALAT BANTU PENGUKURAN POTENSI KAYU

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN DAN INVENTARISASI
SUMBER DAYA HUTAN

ACARA II
PENYUSUNAN ALAT BANTU PENGUKURAN
POTENSI KAYU


NAMA       :  Dicky Hardi
NIM            : 15/377808/KT/07926
CO-ASS     : Tyas Ajeng Nastiti
SHIFT        : Selasa, Pukul 15.30 WIB



LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN & LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016


ACARA II
PENYUSUNAN ALAT BANTU PENGUKURAN
POTENSI KAYU

       I.            Tujuan
1.      Menentukan bilangan bentuk pohon dan T/D ratio.
2.      Menyusun model matematis tabel volume dan tabel tinggi pohon.

    II.            Dasar teori
Inventarisasi hutan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menyajikan taksiran-taksiran kuantitas kayu di hutan menurut suatu urutan klasifikasi seperti spesies, ukuran, dan kualitas.Tujuan utama inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data tentang areal berhutan dan komposisi tegakannya. Kegiatan inventarisasi hutan dapat dilaksanakan dengan pengindraan jauh, pengamatan langsung dilapangan, atau gabungan dari keduanya (Husch, 1987)
Pengukuran dimensi kayu merupakan salah satu inventarisasi dalam bidang kehutanan. Dalam pengukuran dimensi pohon, volume pohon sangat penting dan diperlukan dalam kegiatan inventarisasi hutan. Volume pohon juga dapat menduga tegakan dengan menggunakan tabel tegkan maupun ditentukan dengan beberapa penduga – penduga volume dengan inventore hutan, keuntungannya jelas memungkinkan dari pengukuran terperinci pada sejumlah terbatas dari pohon yang secara bijaksana dipilih dalam areal hutan. Penaksiran volume pohon yang objektif terdiri dari jumlah pohon yang lebih banyak. Penaksiran volume pohon yang masih berdiri dapat dipisahkan menjadi empat cara yaitu :
1.      Penaksiran secara okuler
2.      Penaksiran volume dengan persamaan dan tabel volume
3.      Penaksiran volume dengan mengukur diameter batang pada berbagai ketinggian
4.      Penaksiran volume dengan model pohon.
Dalam penaksiran volume pohon yang masih berdiri, seluruhnya hanya dapat dilakukan dengan pengukuran – pengukuran secara tidak langsung (Loetsch, 1964).
Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan hutan ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan dilakukan melalui kegiatan inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume pohon (Simon, 2007)
Secara umum terdapat tiga macam bentuk batang berdasarkan perbedaan diameter pada berbagai macam ketinggian (Chapman dan Meyer, 1949):
1.      Pada pangkal : bentuk neiloid
2.      Pada bagian tengah : bentuk silindris atau paraboloid. Bentuk silindris adalah bagian tengah pohon yang mempunyai diameter sama antara bagian pangkal serta ujung. Bentuk paraboloid berarti diameter ujung kecil dengan perubahan yang melengkung ke arah poros batang pada bagian ujung batang.
3.      Pada bagian ujung pohon : bentuk konus (Laar, 1997)
Selain Bilangan bentuk juga dikenal tabel volume. Agar tabel volume yang dibuat dapat diterapkan pada wilayah lain yang akan diinventarisasi, maka perlu dilakukan uji lapangan yaitu dengan cara pemilihan sejumlah sampel pohon untuk dihitung volumenya dengan menggunakan standar pengukuran dan metode yang sama seperti yang dipakai untuk menyusun tabel volume tersebut. Jenis atau macam tabel volume :
1.      Tabel volume lokal (local volume table):
- disebut pula tarif volume
- volume hanya diduga dari diameter (dbh)=> V=f (D)
- digunakan hanya pada lokasi terbatas
2.      Tabel volume standar (standart volume table) : volume diduga dari diameter dan tinggi pohon (total, bebas cabang, atau  batas tertentu)=> V=f (D,H)
3.      Tabel volume kelas bentuk : volume diduga dari diameter, tinggi dan angka bentuk pohon=> V= f (D,H,f) (Bustomi, 1998).


 III.            Alat dan bahan
1.     Kalkulator
2.     Komputer
3.     Alat tulis
4.     Tally sheet


 IV.            Cara Kerja

DAFTAR PUSTAKA
Bustomi, S., Harbagung, Wahyono, J. dan Parthama IBP. 1998. Petunjuk Teknis
Tatacara Penyusunan Tabel Volume. Info Hutan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Indonesia

Husch, B. 1987. Perencanaan Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta.

Laar, A. dan Akca, A. 1997. Forest Mensurations. Cuvilier Verlag. Gottingen.

Loetsch, F dan K.F Haller. 1964. Forest Inventory Vol II. BLV Verlagsgesellschaft. Munchen.

Simon, H. 2007. Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta


Read more

LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI SDH ACARA I : PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN DAN INVENTARISASI
SUMBER DAYA HUTAN

ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON



NAMA       :  Dicky Hardi
NIM            : 15/377808/KT/07926
CO-ASS     : Tyas Ajeng Nastiti
SHIFT        : Selasa, Pukul 15.30 WIB



LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN & LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016


ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON

       I.            Tujuan
1.      Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu.
2.      Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya.
3.      Manaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa jenis alat ukur tinggi dan membandingkan hasilnya.

    II.            Dasar teori
Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan  data dan fakta  mengenai sumberdaya hutan untuk rencana pengelolaannya.  Tujuannya  adalah mendapatkan  data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah  dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalam inventarisasi yang dilaksanakan. Ruang lingkup inventarisasi hutan meliputi survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan sekitar hutan (Kadri, 1992)
Inventarisasi hutan merupakan suatu teknik pengumpulan, pengevaluasian, dari menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena secara umum hutan merupakan areal yang luas, maka data biasanya di kumpulkan dengan kegiatan sampling. (Murdawa, 1994)
Dalam inventore dikenal istilah sampling sistematik. Sampling sistematik adalah satu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan satu pola yang bersifat sistematik (systematic pattern), yang telah ditentukan terlebih dahulu.  Bentuk pola tersebut bermacam-macam, bergantung pada tujuan inventore, waktu dan biaya yang tersedia, serta kondisi populasi yang dihadapi (Simon H.  2007).
Pengukuran adalah pengumpulan data dengan pengamatan empiris. Pengukuran juga merupakan penilaian numerik dari fakta-fakta objek yang hendak diukur dengan satuan tertentu (Muljono, 1995)
Dalam bidang kehutanan terdapat istilah pengukuran diameter dan pengukuran tinggi suatu pohon pada keadaan tegakan tertentu. Prinsip pengukuran tinggi, instrumen yang digunakan untuk pengukuran tinggi pohon yang paling sering dipilih adalah hypsometer.  Banyak tipe pengukuran alat tinggi dan instrumen yang telah dikembangkan, tetapi hanya sedikit yang telah memperoleh penerimaan yang luas dan praktisi rimbawan (Rahlan, 2004)
 Prinsip dasar trigonometris kebanyakan sering dijelmakan didalam hypsometer dan kompas klino pengukuran menggunakan haga hypsometer dan kompas klino lebih tinggi, teliti dan lebih cermat tetapi pengukuran lebih memerlukan banyak waktu dan kadang-kadang memerlukan jarak yang jauh antara pengamat dan pohon (Rahlan, 2004).

 III.            Alat dan bahan
-          Alat pengukur diameter pohon terdiri dari :
1.      Kaliper
2.      Diameter Tape (phi band)
3.      Pita meter
4.      Spiagel relaskop
-          Alat penaksir tinggi pohon terdiri dari :
1.      Christen Hypsometer
2.      Clinometer
3.      Haga-Altimeter
4.      Abney Level
5.      Pohon disekitar Fakultas Kehutanan
6.      Tabel statistika (Tabel t dan Tabel F)

 IV.            Cara kerja
-          Penggunaan Alat Ukur
Rounded Rectangle: Dipelajari  alat-alat ukur yang telah disediakan. Seperti haga-meterm spiegel relaskop, clinometer dll. Rounded Rectangle: Kemudian dipelajari prinsip kerja dan cara penggunaan masing-masing alat yang akan digunakan.
Rounded Rectangle: Langkah terakhir ialah dipelajari kekurangan dan kelebihan masing-masing alat ukur yang digunakan di lapangan.
 


















-          Pengukuran Karakteristik Pohon
Rounded Rectangle: Pengukuran diameter diulangi kembali pada pohon yang sama dengan menggunakan kalifer
Rounded Rectangle: Diukur diameter pohon atau poles setinggi dada (dbh) untuk setiap pohon dengan menggunakan pita meter.
Rounded Rectangle: Selanjutnya ditaksir tinggi pohon atau poles untuk setiap pohon/poles dengan menggunakan haga-meter. Rounded Rectangle: Dari data tersebut dibandingkan hasil pengukuran dengan uji statistik (Uji T untuk data berpasangan).
Rounded Rectangle: Hasil dari penaksiran tersebut dibandingkan menggunakan tabel aurora satu arah.
Rounded Rectangle: Penaksiran terhadap tinggi pohon diulangi lagi dengan menggunakan clino-meter dan christen hypsometer
Rounded Rectangle: Selanjutnya diukur tinggi pohon total, tinggi pangkal tajuk, dan tinggi pada lebar tajuk maksimum.
 


































DAFTAR PUSTAKA

Kadri Wartono Ir., DKK. 1992. Buku Ajar Inventarisasi Hutan. Universitas
Tanjungpura.
            Muljono, Pudji.1995.Pengukuran dalam bidang pendidikan. Universitas Negeri
Jakarta.
Murdawa,B.1994.Pengenalan dan Pengukuran Karakteristik Pohon. Gadjah
Mada University Press.Yogyakarta
Simon H. 2007,  Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelayar, Yogyakarta
Rahlan, E.N.2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press.Bogor


Read more