Saturday 10 September 2016

Laporan Biometrika Acara I : Pengumpulan Data



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOMETRIKA HUTAN
ACARA I
PENGUMPULAN DATA


NAMA            :  Dicky Hardi
NIM                : 15/377808/KT/07926
CO-ASS          : Ummi Rosydah
SHIFT             : Selasa, Pukul 07.00 WIB



LABORATORIUM KOMPUTASI & BIOMETRIKA HUTAN
BAGIAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015



ACARA I
PENGAMBILAN DATA
I.                   TUJUAN
Praktikan memahami tentang data dan proses pengumpulan data.

II.                DASAR TEORI
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data dan penganalisisan data seta penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis data yang dilakukan.( Tampomas, 2003)
Statistika juga merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membahas mengenai teknik-teknik pengumpulan, pengolahan dan penyajian serta penarikan kesimpulan dari sekelompok data (Ronggo, 2015). Statiska dibedakan menjadi dua, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif membahas teknik-teknik pengumpulan, pngolahan, analisis dan penyajian data, sedangkan statistika inferensial membahas secara keseluruhan dengan penekanan kesimpulan terhadap populasi data yang diselidiki. Statistik dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, yaitu komunikasi (penghubung pihak penghasil data), deskripsi (penyajian data dan mengilustrasikan data), regresi (meramalkan pengaruh data), korelasi (kuatnya hubungan data dalam penelitian) dan komparasi (membandingkan data)
Dalam statistika dikenal istilah data. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu kita harus memiliki data tentang apa yang akan teliti. Data dapat disajikan dalam bentuk table, diagram atau pun bagan. Salah catu untuk mendapatkan data adalah dengan pengukuran. Data dikelompokan menjadi dua yaitu data numerik dan data katagorik. Data numerik yaitu data yang berupa angka sehingga dapat dilakukan operasi matematika, terdiri atas:
1.      Data rasio, adalah data pada pengukuran paling tinggi dan memiliki titik nol secara nyata, contohnya dbh (cm), tinggi pohon (m), volume pohon (m3).
2.      Data interval, yaitu data yang tidak memiliki nol secara nyata, contohnya suhu ruangan dikatakan dingin jika dibawah 170C , sejuk jika berkisar antara 180C - 250C , dan suhu panas lebih dari 280C.

III.             ALAT DAN BAHAN
1.      Tali 12,61 meter
2.      Pita ukur
3.      Kapur
4.      Alat tulis
5.      Tally sheet

IV.             CARA KERJA
1.      Pratikum dilakukan di arboretum
2.      Ditentukan sebuah titik bebas di dalam arboretum sebagai pusat lingkaran daerah yang akan di ukur keliling dan diameter pohonnya.
3.      Peta ukur dibuat berbentuk lingkaran dengan jari-jari 12.61 M dari titik pusat yang telah ditentukan dengan menggunakan tali raffia.
4.      Pilihlah pohon yang akan diukur serta kenali jenis dan ukurlah keliling setinggi dada/ dbh (diameter pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tana) yang masuk dalam wilayah Peta ukur yang telah di tentukan.
5.      Hasil pengukuran keliling yang melebihi 31.43 cm dicatat dan buatlah gambar PU berdasarkan hasil pengamatan.  

V.                DATA
Tabel 1. Hasil Pengukuran Keliling dan Diameter Pohon Kelompok 1

No.
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Keliling (cm)
dbh (cm)
1
Leda
Eucalyptus deglupta
186
59.24
2
Saga
Adenanthera spp
99
31.53
3
Saga
Adenanthera spp
98
31.21
4
Bipa
Pterigota alata
39
12.42
5
Saga
Adenanthera spp
98
31.21
6
Bipa
Pterigota alata
34
10.83
7
Bipa
Pterigota alata
44.2
14.08
8
Bipa
Pterigota alata
92
29.30
9
Keruing
Dipterocarpus spp
123
39.17
10
Keruing
Dipterocarpus spp
69
21.97
11
Leda
Eucalyptus deglupta
241
76.75
12
Leda
Eucalyptus deglupta
197
62.74
13
Mahoni
Swietenia macrophylla
82.3
26.21
14
Mahoni
Swietenia macrophylla
43
13.69
15
Mahoni africa
Khaya anthotheca
45.4
14.46
16
Meranti batu
Shorea spp
49
15.61
17
Meranti batu
Shorea spp
132
42.04
18
Meranti batu
Shorea spp
59
18.79
19
Meranti batu
Shorea spp
186.5
59.39
20
Saga
Adenanthera spp
69.5
22.13


Tabel 2. Hasil Pengukuran Keliling dan Diameter Pohon Kompilasi kelas A dan B
No.
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Keliling (cm)
dbh (cm)
1
Leda
Eucalyptus deglupta
186
59.24
2
Saga
Adenanthera spp
99
31.53
3
Saga
Adenanthera spp
98
31.21
4
Bipa
Pterigota alata
39
12.42
5
Saga
Adenanthera spp
98
31.21
6
Bipa
Pterigota alata
34
10.83
7
Bipa
Pterigota alata
44.2
14.08
8
Bipa
Pterigota alata
92
29.30
9
Keruing
Dipterocarpus spp
123
39.17
10
Keruing
Dipterocarpus spp
69
21.97
11
Leda
Eucalyptus deglupta
241
76.75
12
Leda
Eucalyptus deglupta
197
62.74
13
Mahoni
Swietenia macrophylla
82.3
26.21
14
Mahoni
Swietenia macrophylla
43
13.69
15
Mahoni africa
Khaya anthotheca
45.4
14.46
16
Meranti batu
Shorea spp
49
15.61
17
Meranti batu
Shorea spp
132
42.04
18
Meranti batu
Shorea spp
59
18.79
19
Meranti batu
Shorea spp
186.5
59.39
20
Saga
Adenanthera spp
69.5
22.13
21
Mahoni africa
Khaya anthotheca
188
59.87
22
Meranti
Shorea spp
210
66.88
23
Mahoni africa
Khaya anthotheca
80
25.48
24
Mahoni africa
Khaya anthotheca
108
34.39
25
Mahoni africa
Khaya anthotheca
210
66.88
26
Mahoni africa
Khaya anthotheca
74
23.57
27
Mahoni africa
Khaya anthotheca
122
38.85
28
Mahoni africa
Khaya anthotheca
36
11.46
29
Saga
Adenanthera spp
42
13.38
30
Saga
Adenanthera spp
35
11.15
31
Saga
Adenanthera spp
38
12.10
32
Sono keling
Dalbegaria latifolia
110
35.03
33
Mahoni africa
Khaya anthotheca
59
18.79
34
Saga
Adenanthera spp
246
78.34
35
Saga
Adenanthera spp
131.5
41.88
36
Meranti
Shorea spp
48
15.29
37
Merawan
Hopea Mangarawan
137.5
43.79
38
Saga
Adenanthera spp
141
44.90
39
Merawan
Hopea Mangarawan
61
19.43
40
Leda
Eucalyptus deglupta
146.5
46.66
41
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
61
19.43
42
Leda
Eucalyptus deglupta
176
56.05
43
Leda
Eucalyptus deglupta
192
61.15
44
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
103
32.80
45
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
43
13.69
46
Leda
Eucalyptus deglupta
250
79.62
47
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
42.2
13.44
48
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
41
13.06
49
Mahoni africa
Khaya anthotheca
54
17.20
50
Saga
Adenanthera pavonina
74
23.57
51
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
43
13.69
52
Bipa
Pterigota alata
95
30.25
53
Saga
Adenanthera pavonina
96
30.57
54
Bipa
Pterigota alata
106
33.76
55
Saga
Adenanthera pavonina
84.5
26.91
56
Bipa
Pterigota alata
59
18.79
57
Ketapang
Terminalia catap
68
21.66
58
Leda
Eucalyptus deglupta
249
79.30
59
Leda
Eucalyptus deglupta
114
36.31
60
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
83
26.43
61
Bipa
Pterigota alata
197
62.74
62
Bipa
Pterigota alata
66
21.02
63
Merawan/Lupea
Hopea mangarawan
97
30.89
64
Saga
Adenanthera pavonina
43
13.69
65
Mahoni africa
Khaya anthotheca
155
49.36
66
Mahoni africa
Khaya anthotheca
90
28.66
67
Mahoni africa
Khaya anthotheca
94
29.94
68
Bipa
Pterigota alata
34
10.83
69
Bipa
Pterigota alata
88
28.03
70
Mahoni africa
Khaya anthotheca
116
36.94
71
Mahoni africa
Khaya anthotheca
32
10.19
72
Keruing
Dipterocarpus spp
51
16.24
73
Keruing
Dipterocarpus spp
85
27.07
74
Bipa
Pterigota alata
41
13.06
75
Saga
Adenanthera pavonina
33
10.51
76
Bipa
Pterigota alata
33
10.51
77
Mahoni africa
Khaya anthotheca
168
53.50
78
Keruing
Dipterocarpus spp
70
22.29
79
Bipa
Pterigota alata
42
13.38
80
Saga
Adenanthera pavonina
74
23.57
81
Bipa
Pterigota alata
146
46.50
82
Keruing
Dipterocarpus spp
121
38.54
83
Mahoni africa
Khaya anthotheca
192
61.15
84
Bipa
Pterigota alata
41
13.06
85
Johar
Cassia siamea
38
12.10
86
Leda
Eucalyptus deglupta
242
77.07
87
Mahoni
Swietenia mahagoni
102.5
32.64
88
Leda
Eucalyptus deglupta
193
61.46
89
Leda
Eucalyptus deglupta
165.5
52.71
90
Mahoni africa
Khaya anthotheca
41.5
13.22
91
Merawan
Hopea odorata
61.5
19.59
92
Merawan
Hopea odorata
43
13.69
93
Meranti
Shorea sp.
149.5
47.61
94
Meranti
Shorea sp.
141.5
45.06
95
Bipa
Pterigota alata
44.5
14.17
96
Bipa
Pterigota alata
36
11.46
97
Bipa
Pterigota alata
36.5
11.62
98
Bipa
Pterigota alata
35
11.15
99
Bipa
Pterigota alata
116
36.94
100
Meranti
Shorea sp.
71.5
22.77
101
Bipa
Pterigota alata
65.5
20.86
102
Saga
Adenanthera pavonina
48.5
15.45
103
Flamboyan
Delonix regia
61
19.43
104
Bipa
Pterigota alata
41.5
13.22
105
Johar
Cassia siamea
160.5
51.11
106
Sukun
Arthocarpus indicus
88
28.03
107
Flamboyan
Delonix regia
71
22.61
108
Bipa
Pterigota spp
87.6
27.90
109
Bipa
Pterigota spp
116.3
37.04
110
Meranti
Shorea spp
47.5
15.13
111
Bipa
Pterigota spp
115
36.62
112
Keruing
Dipterocarpus spp
41.4
13.18
113
Flamboyan
Delonix regla
33.9
10.80
114
Bipa
Pterigota spp
41.3
13.15
115
Keruing
Dipterocarpus spp
129.5
41.24
116
Mahoni africa
Khaya anthoteca
105.5
33.60
117
Saga
Adenanthera pavonia
43.5
13.85
118
Bipa
Pterigota spp
283.5
90.29
119
Keruing
Dipterocarpus spp
59
18.79
120
Mahoni africa
Khaya anthoteca
52.4
16.69
121
Keruing
Dipterocarpus spp
52
16.56
122
Bipa
Pterigota spp
85
27.07
123
Bipa
Pterigota spp
42
13.38
124
Bipa
Pterigota spp
33
10.51
125
Bipa
Pterigota spp
33.4
10.64
126
Flamboyan
Delonix regla
38.2
12.17
127
Bipa
Pterigota spp
52
16.56
128
Bipa
Pterigota spp
43
13.69
129
Saga
Adenanthera pavonia
51
16.24
130
Bipa
Pterigota spp
71.5
22.77
131
Keruing
Dipterocarpus spp
173
55.10
132
Saga
Adenanthera pavonia
75
23.89



VI.             HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

VII.          PEMBAHASAN
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat. data dapat diperolah dari sumber internal dan sumber eksternal. Data internal adalah data yang didapat dari pengamatan pribadi. Data eksternal adalah data yang didapat dari luar pengamatan, bisa saja berdasarkan pengamatan pihak lain. (Kuswadi, 2004)
Data merupakan nilai/ property dari hasil pengamatan terhadap suatu variable yang belom terolah sehingga belum menjadiinformasi. Data dikelompokan menjadi dua tipe yaitu data numeric dan data kategori. Data numeric adalah data yang berupa angka sehingga dapat dilakukan operasi matematika. Sedangkan data katergori adalah data yang tidak berupa angka sehingga tidak dapat dilakukan operasi matematika. (Sadono, 2015)
Kegunaan daa secara umum adalah untuk membuat keputusan, sebagai dasar suatu perencanaan, sebagai alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi suatu aktivitas, dan sebagai dasar evaluasi terhadap suatu kegiatan 
Fungsi dasar Pengolahan Data :
1. Mengambil program dan data (masukan / input)
2. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan
3. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan
4. Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan.
5. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi menurunkan ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan) Informasi menjadi penting, karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara – cara tertentu.
pola informasi yang  dihasilkan  dari  proses  yang perlu  ditampilkan  dalam  bentuk  yang  mudah  dimengerti  oleh  pihak  yang  berkepentingan.  Dalam hai ini dilakukan  pemeriksaan  apakah  pola  atau  informasi  yang  ditemukan  bertentangan  dengan  fakta  atau  hipotesa  yang  ada  sebelumnya  atau tidak.( Mabrur, 2012 )

VIII.       KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

                        Kuswadi dkk.2004. Delapan langkah dan tujuh alat statistika untuk
peningkatan data berbasis computer. PT. Elex media
Komputindo. Gramedia. Jakarta
           
                        Mabrur, Angga Ginanjar dkk.2012. Jurnal Komputer dan Informatika
(KOMPUTA) Edisi. I Volume. 1. Jurnal Halaman 1-5

Sadono, ronggo dkk. 2015.Biometrika Hutan. Volume I Metode
Statistika. interlude.Yogyakarta

                        Tampomas, Husein. 2003. Sistem Persamaan linear dan statistika.
Grasindo. Jakarta

Load disqus comments

0 comments